Rabu, 13 Mei 2009

STRATEGI PENATAAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA



A. Pengertian Lingkungan Belajar

Lingkungan belajar mencakup seluruh tempat di mana siswa dapat melaksanakan aktivitas belajar, baik di dapur, di kelas, di taman, di halaman, maupun di kamar. Namun disini hanya dibahas tentang lingkungan belajar yang berpusat di dalam kamar baik belajar maupun kamar tidur yang digunakan rangkap sebagai kamar belajar. Bila siswa sudah dapat menata ruang belajarnya di rumah, maka sedikit dia memperluas lingkungan belajar yang teppat baginya. Siswa hasur mampu mengendalikan dan berinteraksi dengan lingkungan luas.

B. Ruang Belajar

Ruang belajar mempunyai peranan yang cukup besar dalam menentukan hasil belajar siswa. Jika siswa belajar dalam lingkungan yang ditata dengan baik, maka ia lebih mudah untuk mengembangkan dan mempertahankan sikap positif dalam belajar. Dengan mengatur lingkungan, siswa dapat mengambil langkah pertama yang efektif untuk mengatur pengalaman belajar secara keseluruhan. Cara siswa menata perabotan, penerangan ruangan, bantuan visualdi dinding, dan atau pemasangan music merupakan kunci dalam penciptaan lingkungan belajar yang optimal.

Ruang belajar tidak perlu ruangan yang bagus dan besar. Ruangan yang sederhana dapat menjadi ruang belajaryang nyaman asal mampu menatanya dengan baik. Siswa sulit memusatkan perhatian pada pelajaran bila selalu mengalami gengguan. Suara gaduh merupakan hal biasa yang menjadi penyebab hilangnya konsetrasi saat belajar. Namun demikian, tempat yang mutlak sunyi tidaklah esensial digunakan untuk belajar. Gangguan lain yang sering terjadi adalah dari orang lain. Saat siswa sedang mencapai fase puncak dalam belajar tiba-tiba ada orang datang meminta bantuan padanya, maka apa yang sudah didapatkan bias hilang lagi. Untuk mendapatkannya kembali tidaklah mudah dan butuh waktu lagi. Bahkan adakalanya apa yang sudah didapatkan tersebut hilang begitu saja.

Pada dasarnya menciptakan suasana yang menimbulkan kenyamanan dan rasa santai adalah hal yang sangat penting. Karena apabila kondisi tubuh dalam keadaan nyaman dan santai dapat menumbuhkan konsentrasi yang sangat baik, sehingga siswa mampu belajar dengan sangat mudah. Otot-otot yang tegang akan mengalihkan aliran darah dan juga perhatian.

Idealnya, siswa memiliki ruang belajar yang terpisah dari ruangan lain. Dengan cara itu, siswa akan lebih mudah mengabaikan gangguan-gangguan yang terjadi. Jika tidak memiliki ruangan tersendiri, siswa dapat membuat satu sudut tersendiri yang dapat disekat dan jarang dilalui oleh orang lain. Yang penting ruang tersebut cukup lapang.

Ukuran ruang belajar yang standart adalah 2x 2.7 m – 4x5 m. Bila ruang belajar tidak memcukupi ukuran tersebut maka siswa dapat mensiasatinya dengan meja belajar dan rak buku yang akan digunakan. Bersikap kreatif dan menggunakan imajinasi untuk melihat apa yang dapat dimanfaatkan lebuh baik dari pada harus melihat apa yang ada sekarang.

Setelah menentukan ruang , baru siswa dapat mengerjakan detailnya. Sebelum menata ruang belajar, pikirkanlah satu hal penting yaitu suatu suasana di mana siswa dapat dengan lebih mudah untuk berkonsentrasi dalam belajar. Bagi beberapa siswa diperlukan lingkungan yang sangat formal dan terstuktur. Namun sebagian yang lain lebih menyukai tempat yang tidak terstruktur.

C. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Ruang Belajar

1. Tataruang kamar

Meja belajar hendaknya diletakkan di sebelah kanan jendela ke arah dinding dan membelakangi pintu. Dengan demikian, bila siswa sedang belajar tidak akan terganggu oleh lalu-lalang orang di depan pintu. Sebaliknya, orang lain yang akan memasuki kamar akan merasa segan bila melihatnya sedang belajar. Meja belajar tidak dihadapkan ke arah jendela untuk menghindari gangguan dari luar jendela dan sinar yang akan menyilaukan mata.

Bila ruang belajar menjadi satu dengan kamar tidur, maka sedapat mungkin dihindari meja belajar dihadapkan ke arah tempat tidur. Ini mencegah agar suswa tidak terpengaruh untuk belejar sambil tiduran.

2. Sirkulasi dan suhu udara

Kamar belajar hendaknya diusahakan agar mempunyai peredaran darah yang lancar. Ini bisa diciptakan dengan membuka jendela dan pintu kamar, sehingga memungkinkan keluara masuknya udara yang segar. Ruangan belajar yang pengap dan panas karena sirkulasi udara yang kurang baik, mempercepat proses kelelahan. Energi (glukosa darah) yang diperlukan untuk proses belajar tidak dapat terbakar secara sempurna bila kekurangan oksigen.

Suhu kamar hendaknya tidak terlampau panas atau dingin. Ruangan yang panas membuat tubuh berkeringat, sehingga mempercepat kekurangan cairan dan mineral dalam tubuh.

3. Penataan penerangan/cahaya

Ruang belajar harus mendapatkan cukup cahaya supaya tidak melelahkan mata, meskipun ini bergantung pada diri pribadi. Sebagian menyukai ruangan yang terang secara merata sedangkan yang lebih menyukai cahaya yang berfokus padaa apa yang dikerjakan. Cahaya terlalu terang atau kurang terang akan memaksa mata bekerja lebih ekstra.

Pada dasarnya penerangan yang terbaik adalah yang berasal dari cahaya matahari karena warnanya yang putih dan sanga tintesif. Orang dapat membaca dengan kecepatan yang lebih besar dan kelelahan yang lebih kecil dengan cahaya matahari. Untuk itulah waktu balajar yang paling baik adalah pada saat cahaya matahari menyinari rumah, sehingga tidak memerlukan cahaya buatan. Namun demikian, ini tidak menutup kemungkinan bagi siswa untuk belajar pada malam hari.

Cahaya buatan (lampu) yang baik harusnya datang dari arah samping atau atas siswa dan bukan cahaya langsung. Cahaya yang jatuhnya kepermukaan buku secara tidak langsung akan meringankan beban mata. Cahaya yang datangnya dari muka akan menimbulkan efek bayangan pada buku sehingga memaksa mata bekerja lebih ekstra.

Menurut Professor Dudycha (dalam Cie, 1971) penerangan buatan yang paling baik adalah menggunakan penerangan taklangsung untuk memerangi seluruh kamar, sehingga tidak ada bagian kamar terlihat gelap. Jika hanya permukaan meja saja yang terlihat terang, saat siswa mengalihkan pandangannya ke tempat yang gelap lensa mata akan melakukan penyesuaian terhadap perbedaan itu. Ini mudah menimbulkan kelelahan pada mata.

Bilamana dalam kamar belajar hanya tedapat lampu yang menerangi kamar secara langsung ini dapat disiasati dengan cara: member tudung secukupnya pada lampu dan atau menghindari lampu agar tidak terletak dalam lingkungan sudut 45 derajat dari pandangan mata. Besar cahaya lampu yang lampu yang dipancarkan dari lampu yang dipancarkan dari lampu neon antara1 12-15 waat.

4. Lingkungan fisik

a. Meja dan kursi

Agar dapat belajar dengan baik setidaknya diperlukan sebuah meja dan sebuah kursi. Bila tidak punya, siswa dapat membuatnya dari kayu atau tripleks bekas. Yang paling penting adalah antara tinggi meja dan kursi hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga telapak kaki padat menyentuh lantai, tidak menggantung. Meja yang digunakan hendaknya cukup lapang dan tidak terbuat dari bahan yang mengkilap sehingga dapat mengkilaukan mata.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk memilih atau membuat meja belajar dengan baik, yaitu:

1) Meja tidak tertutup seluruhnya dari permukaan sampai lantai.
Meja hendaknya memiliki kaki dan bagian bahwanya terbuka, sehingga memungkinkan adanya peredaran udara dan tidak membuat bagian kaki terasa gerah;

2) Permukaan meja rata dan tidak berwana gelap atau mengkilap.
Permukaan meja yang gelap meningkatkan pertentangan tajam pada masa saat membaca buku. Alas meja mengkilap menimbulkan kesulitan pada mata ;

3) Meja berukuran cukup lapang, yaitu antara 120x70cm; dan

4) Tinggi meja sekitar 70-75cm.

b. Rak buku

Rak buku hendaknya diletakkan dalam rak di daerah yang mudah dijangkau oleh siswa saat sedang belajar. Rak bukujuga bisa dibuat sendiri tinggal bagaimana siswa dapat memanfaatkan bahan yang sudah ada.

Buku-buku hendangnya diletakkan dalam rak dengan posisi punggung buku berada dibagian luar, agar lebih mudah dicari dan membuatnya sendiri dan menempelkannya. Bila perlu, pemberian kode buku lebih memudahkan untuk menyusun buku sesuai dengan bidang ilmunya seperti yang biasa terdapat di perpustakaan.

c. Peralatan tulis

Alat-alat yang dibutuhkan saat belajar bergantung pada apa yang dipelajari saat itu. Namun perlengkapan yang paling umum dibutuhkan adalah: pensil, pena, penggaris, tinta, kertas, penyagga buku, gunting, cutter dan klip.

d. Papan pengumunan

Papan ini hendaknya diletakkan di dinding bagian atas meja belajar agar mudah terlihat oleh siswa. Papan penggumuman sangat berguna untuk menempatkan jadwal, catatan, atau hal lain yang dapat mendorong semangat belajar. Papan harus terbuat dari kayu, dari karton atau bahan lainnya pun dapat dibuat.

e. Perlengkapan lain

Perlengkapan lain yang masih dibutuhkan adalah “sistem penangkap” dan rencana harian. Sistem penangkap digunakan untuk mencatat ide-ide yang muncul dan berguna nantinya. Rencana harian digunakan untuk mengatur waktu. Rencana harian bisa juga berupa seperti jadwal yang ditempelkan di dinding atau dalam sebuah agenda kerja.

Peralatan tulis dan perlengkapan lain yang dibutuhkan dapat diletakkan di atas meja seperti kamus, atlas dunia, dan buku agenda.

5. Alat bantu visual

Alat bantu visual atan tanda-tanda positif merupakan rangsangan visual yang dapat mengingatkan siswa bahwa dia mampu menjadi orang yang istimewa. Tanda-tanda positif tersebut dapat berupa sebagai berikut.

a. Slogan atau kata-kata mutiara

Slogan dan kata-kata mutiara dapat diambil dari buku-buku atau majalah. Banyak kata-kata mutiara yang dapat dijadikan sebagai pendorong munculnya semangat belajar.

b. Penghargaan yang pernah diterima

Penghargaan bagaimana pun bentuknya sangat berkesan pada diri yang menerimanya, karena hal itu sebagai bukti bahwa dia masih berharga/berguna.

c. Catatan, hadiah, dan kartu penghargaan dari teman

Memajang kata-kata, hadiah, dan kartu penghargaan dari teman dan membantu siswa mengenali diri sendiri. Pandangan orang lain terhadap siswa terdapat dalam bagaimana cara orang menghargainya.

6. Pemasangan musik

Musik pada dasarnya berhubungan dan mempengaruhi kondisi fisiologis siswa. Dengan menggunakan musik yang khusus siswa dapat mengerjakan pekerjaan mental yang melemahkan sambil tetap rileks dan berkonsentrasi. Selama melakukan pekerjaan mental yang berat, tekanan darah dan denyut jantung akan cenderung meningkat. Gelombang-gelombang otak makin meningkat dan otot-otot menjadi tegang. Selama relaksasi dan meditasi, denyut jantung dan tekanan darah menurun dan otot-otot mengendur. Biasanya siswa sukit berkonsentrasi penus dan sebaliknya, siswa juga sulit berkonsentrasi bila benar-benar dalam keadaan rileks.

Ada teori yang menyatakan bahwa dalam situasi otak kiri sedang bekerja, musik akan membangkitkan reaksi otak kanan yang intuitif dan kreatif, sehingga memasukannya dapat dipadukan dengan keseluruhan proses. Memasang musik adalah cara efektif untuk menyibukkan otak kanan ketika sedang berkonsentrasi pada aktivitas-aktiitas otak kiri. Intinya relaksasi dengan menggunakan musik membuat pikiran selalu siap dan mampu berkonsentrasi.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar